tugas metode ilmiah


RENCANA PENELITIAN

PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN CABAI DI DESA SEBUDUH KECAMA        TAN KEMBAYAN KABUPATEN SANGGAU

OLEH :

RAHMAT ARIYAN
NIM    : C1051161017

 PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2018




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tanah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia. Sebaran terluas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha), diikuti Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha),Sulawesi (4.303.000 ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara dengan luas sebesar (53.000 ha) (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006) . Ditinjau dari sebaran luasnya, tanah Ultisol sangat potensial untuk dijadikan lahan budidaya pertanian. Namun tanah Ultisol merupakan tanah yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya :pH yang bersifat masam, Al-dd yang tinggi, kandungan P-tersedia dalam tanah Ultisol yang rendah karena ion P dalam tanah diikat oleh oksida Al dan Fe serta Kapasitas Tukar Kation (KTK) dalam tanah Ultisol tergolong rendah halini menyebabkan kation-kation dalam tanah berupa K+NH4+, Ca++ dan lain-lain mudah terlin diakibatnya tanah miskin akan unsur hara. Hal ini mengindikasikan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut sehingga kesuburan tanah menjadi rendah (Kusumastuti, 2014).
Tanah Ultisol saat ini menjadi sasaran utama perluasan pertanian Oleh karena itu tanah Ultisol perlumen dapat perhatian mengingat Ultisol memiliki banyak permasalahan yaitu,  kandungan bahan organic tanah sangat rendah, kemasaman tanah, kejenuhan basa kurang dari 35 %, kejenuhan Al tinggi, KTK rendah, kandungan N, P, dan K rendah serta sangat peka terhadap erosi. Untuk meningkatkan produktivitas tanah Ultisol dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan unsur hara dan sifat kimia tanah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pemberian pupuk organik. Pupuk organic merupakan pupuk yang diperoleh dari hasil dekomposisi oleh mikroorganisme dari sisa-sisa tanaman dan hewan. Pupuk  organik yang mengandung sejumlah unsur hara akan menyumbangkan unsur hara tersebut apabila bahan organic tersebut mengalami proses dekomposisi di dalam tanah.
            Salah satu jenis pupuk organic adalah pupuk kandang. Menurut Syekhfani (2000) pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur hara makro (Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, dan Belerang) dan mikro (Besi, Boron, Seng, Kobalt dan Molib denum). Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikro biologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan dapat memperbaiki struktur tanah. Menurut Setiawan (2002), pengaruh pemberian pupuk kandang secara tidak langsung adalah memudahkan tanah untuk menyerap air.
Pupuk organik yang paling baik adalah Pupuk kotoran ayam karena menunjukkan potensi perbaikan sifat kimia tanah yang lebih baik dibandingkan dengan jenis bahan organic  lainnya, terutama dalam menurunkan kandungan Al dan meningkatkan aktivitas enzim fosfatase, dan P-tersedia dalam tanah. Kandungan kimia kotoran ayam berupa 2,79 % N, 0,52 %  P2052,29 % K2O (Haeso,2009) . Selain itu juga kotoran ayam menyediakan unsure hara makro dan mikro seperti Zn, Cu,Mo,Co,Ca,Mg, dan Si. Kandungan tersebut mampu meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah , serta dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti  AL,Fe, dan Mn dapat dikurangi .
Dengan memberi pupuk kotoran ayam pada tanah ultisol akan menambah unsur hara pada tanah ultisol tersebut yang menjadikan tanah tersebut subur, sebab kandungan pada kotoran ayam dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation tanah dan bisa bereaksi dengan ion logam yang membuat senyawa kompleks dan dapat mengurangi AL,Fe dan Mn sebab pada tanah ultisol kejenuhan Al tinggi dan Kapasitas Tukar Kation nya rendah . Dan jika ditanami tumbuhan cabai pada tanah ultisol tersebut akan membuat produktivitas tanaman cabai di Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau lebih meningkat.




B.   Tujuan Penelitian
·      Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan cabai ditanah ultisol yang jika diberi pupuk kotoran ayam pada tanah tersebut .
·      Untuk menambah produktivitas tanaman cabai di Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau .

 
C.       Manfaat Penelitian       
·      Manfaat penelitian ini diharapkan agar produktivitas tanaman cabai di Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau lebih meningkat.
·      Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam terhadap kesuburan tanah ultisol.


D.       Ruang Lingkup Penelitian
·      Penelitian dilakukan di Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau , Dimana lingkup penelitiannya hanya mengenai kesuburan tanah ultisol jika diberi pupuk kotoran ayam dan produktivitas tanaman cabai jika ditanam di tanah tersebut .
·      Ruang lingkup objek penelitian ini yaitu tanah ultisol sebagai media pengaplikasian bahan organik pupuk kotoran ayam terhadap sifat kimia tanah ultisol.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjaun Pustaka
a.      Tanah ultisol
Tanah-tanah Ultisol termasuk tanah pertanian utama di Indonesia karena menempati areal yang paling luas setelah Inceptisol. Dalam klasifikasi tanah lama tanah ini mencakup: Podzolik Merah Kuning, Latosol Hidromorf Kelabu, dan Planosol (Subagyo et al., 2000). Tanah Ultisol memiliki penyebaran sekitar 45.8 juta ha atau sekitar 24.3% dari total daratan Indonesia. Tanah-tanah ini tersebar terutama di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua (Puslittanak, 2000).
Ultisol merupakan salah satu jenis tanah mineral masam yang merupakan potensi besar untuk perluasan dan peningkatan produksi pertanian di Indonesia. Kendala utama yang dijumpai didalam kaitannya dengan pengembangan Ultisol untuk lahan pertanian terutama karena termasuk tanah yang mempunyai ketersediaan hara yang rendah (Prahastuti, 2005).
b.      Sifat kimia tanah ultisol
Tanah Ultisol umumnya mempunyai nilai kejenuhan basa < 35%, karena batas ini merupakan salah satu syarat untuk klasifikasi tanah Ultisol menurut Soil Taxonomy. Beberapa jenis tanah Ultisol mempunyai kapasitas tukar kation < 16 cmol/kg liat, yaitu Ultisol yang mempunyai horizon kandik. Reaksi tanah Ultisol pada umumnya masam hingga sangat masam (pH 5−3,10), kecuali tanah Ultisol dari batu gamping yang mempunyai reaksi netral hingga agak masam (pH 6,80−6,50). Kapasitas tukar kation pada tanah Ultisol dari granit, sedimen, dan tufa tergolong rendah masing-masing berkisar antara 2,90−7,50 cmol/kg, 6,11−13,68 cmol/kg, dan 6,10−6,80 cmol/kg, sedangkan yang dari bahan volkan andesitik dan batu gamping tergolong tinggi (>17 cmol/kg).
Menurut Prasetyo dan Suriadikarta (2006), reaksi tanah Ultisol pada umumnya sangat masam hingga masam (pH 3,10-5). Nilai pH tanah Ultisol rendah disebabkan oleh pelapukan yang intensif sehingga menghasilkan mineral liat yang didominasi oleh liat silikat tipe 1 : 1 dan sesquioksida (Al2O3/Al(OH)3 dan Fe2O3/Fe(OH)3). Mineral sesquioksida Al dipengaruhi oleh pH, dimana pada pH rendah kelarutannya tinggi.
Umumnya tanah tersebut mempunyai pH yang sangat masam hingga agak masam, yaitu sekitar 4.1-5.5, jumlah basa-basa dapat ditukar tergolong rendah hingga sedang dengan komplek adsorpsi didominasi oleh Al, dan hanya sedikit mengandung kation Ca dan Mg. Kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB) lapisan atas tanah umumnya rendah hingga sedang (Subagyo et al., 2000). Kekahatan kalium merupakan kendala yang sangat penting dan sering terjadi di tanah Ultisol. Masalah tersebut erat kaitannya dengan bahan induk tanah yang miskin K, hara kalium yang mudah tercuci karena KTK tanah rendah, dan curah hujan yang tinggi di daerah tropika basah sehingga K banyak yang tercuci.
c.       Kotoran ayam
Kotoran ayam merupakan pupuk kandang yang dominan dipakai karena selain kandungan haranya tinggi juga mudah didapat. Kotoran ayam merupakan yang paling baik karena kandungan unsur hara N, P dan K lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang lain sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutedjo, 2008).
d.      Cabai
Cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Cabai merah keriting (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan ditanam secara meluas sehingga produksinya tersebar cukup luas diIndonesia (Nursanti, 2008). Kebutuhan akan cabai merah keriting tidak pernah surut cenderung terus meningkat, namun pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 7,13 t ha-1 (BPS, 2012).
 Penurunan produksi diduga karena pemakaian pupuk kimia secara terus menerus sehingga mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta berdampak negatif terhadap lingkungan (Yusnaini dkk., 2004). Sehingga diperlukan upaya untuk memlihara kesuburan tanah dengan penambahan bahan organik.


B.      Konsep Pemikiran
Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau warga Desa nya masih banyak yang belum mengetahui bagaimana cara agar tanah (ultisol) lebih subur, contohnya dipekarangan rumah warga setempat mereka menanam cabai akan tetapi tanaman cabai tersebut belum bisa dibilang optimal, sebab produktivitasnya masih bisa dibilang sedikit karena mereka menanam cabai tersebut hanya dengan menggunakan tanah bakar. Tanah ultisol termasuk tanah mineral asam dan ketetersediaan hara yang rendah sebab PH yang bersifat masam, Al-dd yang tinggi, kandungan P-tersedia dalam tanah Ultisol yang rendah karena ion P dalam tanah diikat oleh oksida Al dan Fe serta Kapasitas Tukar Kation (KTK) dalam tanah Ultisol tergolong rendah, hal ini menyebabkan kation-kation dalam tanah berupa K+NH4+, Ca++ dan lain-lain mudah terlin diakibatnya tanah miskin akan unsur hara dan hal tersebut yang membuat tanaman cabai didesa tersebut kurang subur sebab tanahnya tidak ditambah bahan organik.
 Bahan organic yang paling baik dicampur dengan tanah ultisol adalah pupuk kotoran ayam, sebab kandungan pada kotoran ayam dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation tanah dan bisa bereaksi dengan ion logam yang membuat senyawa kompleks dan dapat mengurangi AL,Fe  pada tanah ultisol yang sangat tinggi.
Pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki sifat fisik tanah ultisol lebih subur dan jika ditanami tanaman cabai akan membuat produktivitas tanaman cabai lebih meningkat, dan juga jika produktifitasnya meningkat akan bisa menjadi usaha masyarakat didesa setempat yang sangat menguntungkan karena cabai merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dikembangkan sebab kebutuhan akan cabai tidak pernah surut cenderung meningkat.


C.   Hipotesis
·      Pemberian pupuk kotoran ayam ditanah ultisol menjadikan tanah ultisol tersebut menjadi subur.
·      Penanaman cabai ditanah ultisol yang sudah dicampur pupuk kotoran ayam membuat produktivitasnya meningkat.


















BAB III
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ADMINISTRASI
Keadaan Geografis
Kecamatan Kembayan memiliki luas wilayah 610,80 Km2 atau sekitar 4,75 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sanggau. Kecamatan Kembayan terletak sejauh 80 Km dari Ibu kota Kabupaten dan dapat ditempuh melalui transportasi darat. Secara administratif, batas wilayah kecamatan Kembayan adalah sebagai berikut:
- Utara            : Kecamatan Beduwai
- Timur            : Kecamatan Bonti
- Selatan          : Kecamatan Tayan Hulu
- Barat                         : Kabupaten Landak

Kecamatan Kembayan terdiri dari sebelas desa, di mana desa Sejuah merupakan desa terluas yang ada di Kecamatan Kembayan, dengan luas mencapai 90,45 Km2 atau sekitar 14,81 persen dari total luas wilayah kecamatan Kembayan.

Batas wilayah penelitian Di Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan adalah sebagai berikut :
- Utara             : Desa Semayang
- Timur            : Desa Tanap
- Selatan          : Desa Kelompu
- Barat             : Kecamatan Tayan Hulu

TOPOGRAFI
PETA Kecamatan Kembayan


Luas lokasi penelitian di Desa Sebuduh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau adalah sekitar 42,94 Km2 atau 4294 Hektar.



IKLIM
                                                       
Tabel
Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kecamatan Kembayan
Tahun 2016
BULAN
CURAH HUJAN (MM)
HARI HUJAN
Januari
199
17
Februari
227
17
Maret
331
17
April
373
20
Mei
284
15
Juni
172
13
Juli
182
13
Agustus
126
10
September
171
19
Oktober
188
16
November
38
25
Desember
244
22
RATA-RATA
238,75
17
Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Mempawah

Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2016 di Kecamatan Kembayan adalah 238,75 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 17 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April dengan curah hujan 373 mm dan hari hujan 20 hari, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dengan curah hujan 126 mm dan hari hujan 10 hari.






KEPENDUDUKAN






























BAB IV
METODE PENELITIAN

A.    WAKTU DAN TEMPAT
WAKTU        :
TEMPAT       :  DESA SEBUDUH,KECAMATAN    KEMBAYAN,KABUPATEN SANGGAU
B.     ALAT DAN BAHAN
C.    CARA PENELITIAN

Komentar

Postingan Populer